Selasa, 01 November 2016

HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dede Darisman, M. Pd. I






Disusun oleh:
Eva Masrifah
Hajah Nava Urba
Hendriawan Firmansyah



PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM 
CIAMIS- JAWA BARAT
 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah  ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam dengan dosen pengampu Dede Darisman, M.Pd.I. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar materi Filsafat Pendidikan Islam.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak khususnya rekan kelompok yang bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan untuk dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Filsafat Pendidikan Islam. Aamiin.
Ciamis,  September 2016

Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Filsafat 3
Pengertian Filsafat Pendidikan Islam 4
Sumber-Sumber Filsafat Pendidikan Islam 6
Pendekatan dalam Filsafat Pendidikan Islam 8
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12







BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Dari zaman dahulu sampai sekarang, manusia tidak terlepas dari masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang mengganggu pikirannya. Tentu saja untuk mengatasi hal tersebut, manusia perlu mencari jawaban yang bisa memecahkan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung kepada konsepsi yang prailmiah, yang usang, yang sempit, dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Fisafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang sistematis, integral, menyeluruh, dan mendasar. Jawaban itu digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk pendidikan islam.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun makalah dengan judul “Hakikat Filsafat Pendidikan Islam”.

Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, dirumuskan lima masalah pokok, yaitu:
Apa itu pengertian filsafat?
Apa itu pengertian filsafat pendidikan islam?
Apa saja sumber-sumber filsafat pendidikan islam?
Bagaimana pendekatan dalam filsafat pendidikan islam?
Apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan islam?

Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
Untuk mengetahui pengertian filsafat
Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan islam
Untuk mengetahui sumber-sumber filsafat pendidikan islam
Untuk mengetahui bagaimana pendekatan dalam filsafat pendidikan islam
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan islam
























BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Filsafat
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang berarti phillos = cinta, suka (loving), dan sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosophia berarti cinta kepada bijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher, dalam bahasa Arabnya failasuf. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau dengan perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa: setiap manusia adalah filsuf. Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi, secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Poedjawijatna (1974: 1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Dalam bahasa Yunani kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan  sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi, menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.
Hasbullah Bakry (Sistematik Filsafat, 1997:11) mengatakan bahwa filsafat sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Jadi, filsafat adalah refleksi dalam arti renungan mendalam, kritis, dan radikal tentang kehidupan yang konkrit sekaligus kompleks.

Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Menurut Mohammad Labib al-Najihi, filsafat pendidikan yaitu aktivitas pikiran yang teratur, yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan (Mumahammad Omar al-Toumyal-Syaibany: 31). Pernyataan ini sekaligus menjelaskan hubungan keduanya. Hubungan antara filsafat pendidikan dan pendidikan. Filsafat pendidikan memuat pemikiran-pemikiran seputar masalah pendidikan. Jadi baru berupa gagasan-gagasan yang bersifat abstrak. Gagasan yang bersifat ontologis, epistemologis dan aksiologis tentang pendidikan.
Filsafat Pendidikan Islam mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu filsafat, pendidikan dan Islam.
Filsafat
Ada 2 hal pokok yang dapat kita mengerti dari istilah filsafat, yaitu: Pertama, aktivitas berfikir manusia secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap sesuatu baik mengenai ketuhanan, alam semesta maupun manusia itu sendiri guna menemukan jawaban hakikat sesuatu itu. Kedua, ilmu pengetahuan yang mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat sesuatu yang berhubungan dengan ketuhanan, manusia dan alam semesta secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka memperoleh jawaban tentang hakikat sesuatu itu yang akhirnya temuan itu menjadi pengetahuan.
Pendidikan
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain, hewan dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna sangat luas, transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya. Demikian pula peserta didik, tidak hanya diartikan manusia muda yang sedang tumbuh dan berkembang secara biologis dan psikologis tetapi manusia dewasa yang sedang mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu guna memperkaya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dirinya juga dukualifikasikan sebagai peserta didik. Hadari Nawawi (1988) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan redaksi yang berbeda, Hasan Langgulung (1986) mengartikan pendidikan sebagai usaha untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam suatu masyarakat.
Islam
Islam menurut Harun Nasution (1979) adalah segala agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.
Berdasarkan pemikiran dan bahasan di atas, maka Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas bepikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan atau mengatasi berbagai problem pendidikan islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam kandungan makna dan nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadis guna merumuskan konsep dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran islam.
Menurut Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang pandangan filosofis dan sistem aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam yang selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat islam.
Sedangkan Abuddin Nata (1997) mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata sebagai suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan dengan menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya.
Dengan demikian filsafat pendidikan islam adalah suatu aktifitas berpikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep, mengatasi berbagai problem pendidikan islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al- Qur’an dan Hadits.

Sumber- Sumber Filsafat Pendidikan Islam
Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu:
1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-Hadis
2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim
Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa dasar dan tujuan falsafat pendidikan islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya, yaitu al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama seperti qiyas syar’I dan ijma’ sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973), pada dasarnya berasal dari kedua sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis). Dalam paparan ini sumber sekundernya adalah hasil pemikiran ulama seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof muslim.
Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu yang bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika, sains), tingkah laku manusia (ilmu-ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Allah. Hal lain yang juga sangat mendasar adalah bahwa al-Qur’an sangat menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat, dan iman tanpa ilmu tidak akan berdaya.
Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Seperti pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra, hingga ada kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab pendidikan.
Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat pendidikan Islam karena Nabi Muhammad SAW. telah memberikan perhatian sangat besar terhadap pendidikan, dan mencanangkan pendidikan sepanjang hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan aklak mulia dan mengajak menyembah Allah semata.
Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama yang tertulis dalam kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan filsafat pendidikan Islam. Namun demikian secara subtansial pendapat para filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan, yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai sumber, maka sumber itu harus permanen, constant, dan tidak diperselisihkan keberadaannya.

Pendekatan dalam Filsafat Islam
Imam Bernadib dalam bukunya filsafat pendidikan, menekankan bahwa ada dua pendekatan dalam studi filsafat pendidikan islam yaitu:
Filsafat Historis
Dengan pendekatan filsafat historis yaitu dengan cara melakukan deteksi dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang diajukan, mana-mana yang telah mendapat jawaban dari para ahli sepanjang sejarah. Dalam sejarahnya filsafat telah berkembang dalam bentuk sistematika, jenis-jenis dan aliran-aliran filsafat tertentu. Oleh karena itu, kalau diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai macam masalah filosofis dalam bidang pendidikan, jawabannya melekat pada masing-masing sistem, jenis dan aliran-aliran filsafat tersebut. Dari sekian jawaban tersebut, kemudian dipilih jawaban mana yang sesuai dan dibutuhkan.
Dengan kita menganalisa sejarah perkembangan filsafat, khususnya filsafat pendidikan islam maka kita akan melihat pemikiran-pemikiran filosof sebelumnya, yang mana kita ketahui banyak aliran-aliran yang timbul pada lapangan filsafat ini. Berbedanya pemikiran-pemikiran dari kalangan tokoh filsafat ini, lebih disebabkan oleh pandangan dan pijakan mereka terhadap pendidikan itu sendiri. Maka dengan menganalisa pemikiran-pemikiran tokoh filsafat kita dapat mengambil suata pelajaran ataupun suatu kesimpulan corak pendidikan mana yang sesuai dengan pendidikan kita pada masa sekarang ini.
Pendekatan dengan Menggunakan Filsafat Kritis
Adapun yang dimaksud dengan cara pendekatan filsafat kritis, yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan diusahakan jawabannya secara filosofis pula, dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan filosofis.
Schofield  mengemukakan ada dua cara analisa pokok dalam pendekatan filsafat kritis yaitu:
Analisa Bahasa Linguistik
Analisa Bahasa adalah suatu usaha mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Atau dengan kata lain analisa bahasa digunakan untuk mengetahui arti yang sesungguhnya dari sesuatu.
Tanpa adanya analisa linguistik atau bahasa akan sulit bagi kita untuk mencerna maksud dan tujuan dari teori-teori ataupun pemikiran-pemikiran filosuf sebelum kita, serta akan sulit juga bagi kita untuk mencari dan menerapkan teori-teori mereka dalam pendidikan kita.
Analisa konsep
Analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah yang mewakili gagasan atau konsep.
Dari kedua pendekatan tersebut diharapkan kepada kita dapat mempelajari filsafat pendidikan dengan baik dan dapat pula kita menganalisis pemikiran-pemikiran filsafat terutama filsafat pendidikan Islam, yang diharapkan dapat menjadi landasan bagi kita dalam rangka memajukan pendidikan yang ada pada masa sekarang ini.
Adapun metode atau pendekatan yang dipakai Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan adalah:
Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat. Kontemplatif atau tafakur adalah berfikir secara mendalam dalam situasi yang tenang dan sunyi untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.
Pendekatan normatif. Norma artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum. Norma menunjukkan keteraturan suatu sistem. Nilai juga menunjukkan baik buruk, berguna tidak bergunanya sesuatu. Norma juga akan menunjukkan arah gerak suatu aktifitas.
Pendekatan ilmiah terhadap masalah aktual, yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional, empiris dan eksprimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat islam.
Pendekatan yang bersifat komprehensip dan terpadu, antara sumber-sumber naqli, akli, dan imani.
Demikian beberapa pendekatan filosofis yang mungkin digunakan dalam memecahkan problematika pendidikan dikalangan umat islam. Adapun pendekatan mana yang kiranya efektif dan efisien tentunya tergantung pada sifat, bentuk dan ciri khusus problem yang dihadapi. Yang jelas bahwa masalah pendidikan adalah masalah manusia yang menurut ajaran islam adalah merupakan khalifah Allah yang memilki potensi-potensi manusiawi, maka pendekatan filsafat pendidikan islam, haruslah pendekatan yang melibatkan seluruh aspek dan potensi manusia.

Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan islam tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan nilai-nilai ajaran islam itu sendiri. Islam sebagai agama serta pandangan hidup muslim, bagaimanapun akan berbeda dengan pandangan hidup yang bersumber dari ideologi sebagai produk pemikiran filsafat. Oleh karenanya, filsafat pendidikan islam punya karakter dan prinsip-prinsip khusus. Dengan demikian ruang lingkup kajian filsafat pendidikan islam mencakup prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar filsafat itu sendiri, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya penyelesaian masalah pendidikan islam, dan bagaimana pandangan islam terhadap semuanya itu.
Omar Mohammad al- Toumy al- Syaibani mengemukakan lima prinsip dasar dalam kajian filsafat pendidikan islam, yaitu:
Pandangan islam terhadap jagat raya,
Pandangan islam terhadap manusia,
Pandangan islam terhadap masyarakat,
Pandangan islam terhadap pengetahuan manusia, dan
Pandangan islam terhadap akhlak.
Dengan demikian ruang lingkup kajian filsafat pendidikan islam boleh dikatakan identik dengan kajian keislaman itu sendiri. Mencakup semua aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang terkait dengan masalah pendidikan. Adapun dalam pendekatan proses, ruang lingkup kajian filsafat pendidikan meliputi rentang kehidupan manusia itu sendiri, yakni dari sejak dilahirkan hingga keakhir hayatnya. Namun yang jelas kajian ini sama sekali tidak dapat dilepaskan dari status manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di muka, dapat disimpulkan sebagai berikut:
filsafat adalah refleksi dalam arti renungan mendalam, kritis, dan radikal tentang kehidupan yang konkrit sekaligus kompleks.
demikian filsafat pendidikan islam adalah suatu aktifitas berpikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep, mengatasi berbagai problem pendidikan islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al- Qur’an dan Hadits.
sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu: Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-Hadis dan Sumber Sekunder  yaitu pendapat para filosof muslim.
ada dua pendekatan dalam studi filsafat pendidikan islam yaitu: Filsafat Historis dan Pendekatan dengan Menggunakan Filsafat Kritis.
ruang lingkup kajian filsafat pendidikan islam mencakup prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar filsafat itu sendiri, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya penyelesaian masalah pendidikan islam.













DAFTAR PUSTAKA

Jalaludin. 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: KALAM MULIA.
Mustofa. 1997. Filsafat Islam. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Tafsir Ahmad. 1993. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir Ahmad. 2015. Filsafat lImu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://fazan.web.id/pengertian-hakikat-dan-sumber-filsafat-pendidikan-islam.html
https://ceritakuaja.wordpress.com/2016/06/29/makalah-filsafat-pendidikan-islam/
http://dians97.blogspot.co.id/2012/04/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar