INOVASI
BERBASIS KETERPADUAN
Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. M. Djaswidi Alhamdani, M. Pd
Disusun oleh:
Eva Masrifah
13.07.0434
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS-JAWA BARAT
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR IS……………………………………………………………………………....i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PengertianKurikulum Berbasis Keterpaduan...................................................... 2
B. Komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan.................................................... 3
C. Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan................................................. 4
D. Prosedur Pengembangan Kompetensi Berbasis Keterpaduan............................ 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum
merupakan suatu perangkat mata pelajaran serta program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran dimana penyusunannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Kurikulum
di Indonesia sering menjadi perdebatan para kaum pelajar, ada kecenderungan
selama ini guru mengemas pengalaman belajar siswa terkotak-kotak dengan tegas antara
satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya, pembelajaran yang
memisahkan penyajian mata-mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat
kesulitan belajar bagi siswa karena pemisahan seperti itu memberikan pengalaman
belajar yang bersifat artifisial. Sementara itu, disekolah dasar khususnya di
kelas-kelas rendah para siswa lebih menghayati pengalaman belajarnya secara
totalitas, siswa mengalami kesulitan dengan adanya pemisahan pengalaman belajar
seperti tadi.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis menyusun makalah dengan judul “Inovasi Kurikulum Berbasis
Keterpaduan.”
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, dirumuskan empat
masalah pokok, yaitu:
1.
Apa
pengertian kurikulum berbasis keterpaduan?
2.
Apa
saja komponen kurikulum berbasis keterpaduan?
3.
Bagaimana
karakteristik kurikulum berbasis keterpaduan?
4.
Bagaimana
prosedur pengembangan kompetensi berbasis keterpaduan?
C.
Tujuan Makalah
Dalam
penyusunan makalah ini penulis memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui pengertian kurikulum berbasis keterpaduan
2.
Untuk
mengetahui komponen kurikulum berbasis keterpaduan
3.
Untuk
mengetahui karakteristik kurikulum berbasis keterpaduan
4.
Untuk
mengetahui prosedur pengembangan kompetensi berbasis keterpaduan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum Berbasis
Keterpaduan
Kurikulum berbasis keterpaduan adalah
organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan
batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk unit atau keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakikatnya menunjuk pada
keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleks, yang ditandai oleh
interaksi dan interpendensi antara komponen-komponennya (Alisyahbana, 1974:
17).
Kurikulum terpadu menyediakan
kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa. Kesempatan belajar tersebut
dirancang dan dilaksanakan secara
menyeluruh dengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh, oleh karena itu
diperlukan pengaturan, kontrol, bimbingan agar proses belajar terarah
ketercapaian tujuan-tujuan kemampuan yang diharapkan. Kurikulum dirancang
berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen-komponen masukan,
proses dan produk secara seimbang dan setaraf.
Pada komponen masukan, kurikulum
dititikberatkan pada mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai
struktur pengetahuan tertentu. Pada komponen proses, kurikulum dititikberatkan
pada pembentukan konsep berfikir dan cara belajar yang diarahkan kepada
pengembangan peta kognitif. Pada komponen produk, kurikulum dititikberatkan
pada pembentukan tingkah laku spesifik. Ketiga komponen tersebut berinteraksi
dalam kurikulum secara terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu untuk
mengembangkan kemampuan yang merupakan gejala tingkah laku berkat pengalaman
belajar.
Menurut Hilgard dan Bower dalam Udin
Syaefudin (2014:114), tingkah laku yang diterapkan adalah integrasi atau behavior
is the better integrated, terjadi dikarenakan pengalaman-pengalaman dalam
situasi tertentu, bukan karena kecenderungan alami atau kematangan kondisi
temporer, sehingga perubahan tingkah laku bersifat permanen dan bertalian
dengan situasi tertentu.
Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem
keterpaduan dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut:
1)
Suasana
lapangan (field setting) yang memungkinkan siswa menampilkan
kemampuannya di dalam kelas,
2)
Pengembangan
diri sendiri (self development),
3)
Pengembangan
potensi yang dimiliki masing-masing individu (self actualization),
4)
Proses belajar
secara kelompok (social learning),
5)
Pengulangan dan
penguatan (reinforcement),
6)
Pemecahan
masalah-masalah (heuristik learning), dan
7)
Sikap percaya
diri sendiri (self confidence).
B.
Komponen Kurikulum Berbasis keterpaduan
Kurikulum
Berbasis Keterpaduan meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu sub
sistem masukan yakni siswa, subsistem proses yakni metode, materi dan
masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi
dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi
satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
1)
Komponen Lulusan
Komponen lulusan adalah produk
sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai
dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi
tujuan instrinsik dan tujuan ekstrinsik. Tujuan instrinsik berorientasi bahwa
lulusan diharapkan menjadi insan-insan terdidik, berbudaya dan
berahlakulkarimah. Tujuan ekstrinsik, berorientasi bahwa lulusan sesuai dengan
tuntutan lapangan pekerjaan khususnya kompeten di bidang pekerjaannya.
2)
Komponen Metode dan Materi
Komponen metode terdiri dari program
pembelajaran, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen
materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan, dan biaya.
Komponen ini disediakan dalam jumlah dan kualitas yang memadai dan berfungsi
sebagai unsur penunjang proses pendidikan. Khusus media pendidikan bagaimana
media tersebut menggunakan lingkungan sekolah tempat belajar dan selalu
memudahkan dan menyederhanakan materi sehingga menyenangkan situasi belajar
siswa.
3)
Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi untuk menilai
keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi
dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi summatif. Hasil
evaluasi memberikan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat
produktivitas kurikulum dan derajat performansi yang dicapai oleh siswa.
4)
Komponen Balikan
Komponen balikan berguna untuk
memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum.
Sumber informasi diperoleh dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan sekolah
dan lembaga tempat para lulusan bekerja.
5)
Komponen Masyarakat
Komponen masyarakat merupakan
masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor
penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
C.
Karakteristik Kurikulum Berbasis
Keterpaduan
Kurikulum
terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai
mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan
(Hamalik, 1993: 32). Dengan demikian kurikulum terpadu mengintegrasikan
komponen-komponen mata pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut
sudah tidak tampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau
unit.
Ciri-ciri
bentuk organisasi kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) diantaranya adalah:
1)
Berdasarkan
filsafat pendidikan demokrasi Pancasila,
2)
Berdasarkan
psikologi belajar Gestalt dan dan field theory,
3)
Berdasarkan
landasan sosiologis dan sosio-kultural,
4)
Berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan
peserta didik,
5)
Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada,
6)
Sistem penyampaianya dengan menggunakan sistem pengajaran unityakni unit
pengalaman dan unit mata pelajaran, dan
7)
Peran guru sama aktifnya dengan peran peseta didik, bahkan peran siswa lebih
menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
Keunggulan atau manfaat kurikulum terpadu
diantarananya adalah:
1)
Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat,
2)
Kurikulum isi sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar,
3)
Memungkinkan hubungan yang erat kaitanya antara sekolah dengan masyarakat,
4)
Ssesuai dengan faham domakratis,
5)
Mudah disesuaikan
dengan minat, kesanggupan, dan kematangan peserta didik.
Untuk melaksanakan bentuk organisasi kurikulum
terpadu, Fogartymemperkenalkan sepuluh model pembelajaran terpadu yang dikelompokkan menjadi
tiga tipe, yaitu:
Ø Tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu
yakni, Fragmented(Penggalan), Connected (Keterhubungan), dan Nested (Sarang).
Ø Tipe pembelajaran terpadu antar
disiplin ilmu yakni, Sequenced (Pengurutan), Shared (Irisan),Webbed (Jaring Laba-laba), Threaded (Bergalur), dan Integrated (Keterpaduan).
Ø Tipe pembelajaran terpadu yang
mengutamakan keterpaduan faktor peserta didiknya yakni, Immersed (Terbenam), dan Networked (Jaringan
Kerja).
1)
Tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu
a)
Fragmented (Penggalan)
Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang
terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang
yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada
usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan
bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang
diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep
yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang
lainnya.
b)
Connected (Keterhubungan)
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara
sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain,
satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yag lain, tugas yang
dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada
satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih
jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan
untuk melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk
menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk
merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran
secara global jadi terabaikan.
c)
Nested (Sarang)
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya
adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan
keterampilan mengorganisasi. Artinya
memadukan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap, dan komunikasi. Model ini
masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja.
Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian
dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru
mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek
keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau
merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan
lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang
telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah kemampuan siswa
lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan
seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi
ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal
perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka
penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola
pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi,
tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
2)
Tipe
pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu
a)
Sequenced (Pengurutan)
Model Sequenced adalah model
pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga
bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran
yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat
diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan,
tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling
mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan
urutan topik, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan
prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum.
Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari
disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata
pelajaran tersebut.
Kelemahan model ini adalah perlu adanya
kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga
ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya.
b)
Shared (Irisan)
Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan
gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan
di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep,
keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan
dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu
tema. Model ini berbeda dengan model
sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan
dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema
hanya memayungi satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih
dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media
film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang
bersamaan.
Kelemahan model ini adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini
diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu
waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
c)
Webbed (Jaring Laba-laba)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan
tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema
dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu
dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya
pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah
melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling
berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk
dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini.
Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat
dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru
terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu
ada keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
d)
Threaded (Bergalur)
Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada
metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek
materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving)
dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem
solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang
berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan
sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling
berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan
perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar
bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju
perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk
tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran
superor dapat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi pelajaran tidak
terlalu ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami
keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu
memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat
mengembangkan dirinya.
e)
Integrated (Keterpaduan)
Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan
bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa
mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep
dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk
memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan
dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan
apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model
pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day”.
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang
terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk
didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
3)
Tipe
pembelajaran terpadu yang mengutamakan keterpaduan faktor peserta didiknya
a)
Immersed (Terbenam)
Model immersed
adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu
proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain
Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata
pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa
SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata
pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar
dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa
akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga
pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa
secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini
dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang
yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat
kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat
belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang
dilaksanakan oleh siswa yang tersusun secara baik dan terencana sebelumnya.
b)
Networked (Jaringan Kerja)
Model networked
adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli
dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran
yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet,
saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli
olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi
belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu
atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya
muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang
berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat
hambatan dalam mencari sumber.
Dari kesepuluh model diatas, kurikulum terpadu yang paling banyak digunakan di lapangan ada tiga, yaitu model connected, webbed, dan integrated. Kurikulum ini di
pandang sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di tingkat dasar,
terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan kurikulum yang sering
terjadi dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
Model connected atau model keterhubungan
pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan,
topik, ide, kegiatan, satu bidang studi. Model ini siswa tidak terlatih untuk
melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena model ini keterkaitan
materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja.
Model webbed atau model jaring laba-laba
merupakan model dengan menggunakan pendekatan tematik, baru kemudian
dikembangkan sub-sub tema
dengan memeperhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi terkait.
Model integrated atau model
keterpaduan merupakan model yang menetapkan prioritas kurikulum dan menemukan
keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa
bidang studi, dan model ini sulit dlaksanakan sepenuhnya mengingat
sulitnya menemukan materi darisetiap bidang studi yang benar-benar
tumpang tindih dalam satu semester, serta sangat membutuhkan keterampilan guru
yang cukup handal untuk dapat merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran.
D.
Prosedur Pengembangan Kurikulum
Berbasis Keterpaduan
Sekarang ini ada kecenderungan guru mengemas
pengalaman belajar siswa terkotak-kotak dengan tegas antara bidang studi satu
dengan yang lainnya,kurikiulum yang memisahkan penyajian mata-mata pelajaran
secara tegas hanya akan membuat kesulitan siswa,karena pemisahan seperti itu
akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial
(terpisah-pisah).sementara di jenjang SD khususnya siswa pada kelas-kelas awal
yang suka menghayati pengalamannya secara totalitas, hal ini akan mengundang
kesulitan belajar dengan pemilahan-pemilahan pengalaman
secara artifisial tersebut.
Sesuai teori Gestalt yang mengedepankan
pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan baru menuju
bagian-bagian. Siswa pada jenjang SD paling dominanmenghayati pengalamannya
masih berfikir secara keseluruhan,mereka masih sulit menghadapi pemilihan yang
artifisial (terpisah-pisah). Ini berarti sisa kelas rendah di SD itu melihat
dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan yang belum
jelas unsur-unsurnya dengan pemaknaan secara holistik yang bertitik tolak dari
yang bersifat konkrit.
Melalui pemikiran tersebut,maka kurikulum
terpadu yang berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit (Unit
Teaching).Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang
berpusat pada bilang masalah,ide,core atau tema tertentu yang dapat digunakan
untuk melaksanakan siatu pengajaran unit. Dengan perkataan lain, Resource
unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum,
lengkap dan luas serta merupakan reservoirbagi pengembangan pembelajaran
unit.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di muka, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Kurikulum
berbasis keterpaduan adalah organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk
kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
2.
Kurikulum
terpadu terdiri dari beberapa komponen, meliputi komponen lulusan, metode, materi,
evaluasi, balikan, dan masyarakat.
3.
Ciri-ciri
kurikulum terpadu anatara lain berlandaskan teori belajar gestalt, berdasarkan
kebutuhan anak didik, sistem unit, peran guru sama aktifnya dengan peran siswa
dan sesuai dengan minat dan perkembangan anak didik.
4.
Prosedur
pengembangan kurikulum terpadu terdiri dari rencana umum dan dilaksanakan dalam
bentuk pembelajaran unit meliputi tujuan sumber unit, kriteria penyusunan
rencana umum, dan organisasi dan isi rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2013. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta